Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Kamis (16/9), akun Instagram @tentanganakofficial mengadakan siaran langsung dengan mengusung tema “Mengasuh Anak Perempuan dan Laki-laki, Haruskah Dibedakan?” dengan menghadirkan Tjhin Wiguna (Dokter Spesialis Psikiatri di RS Siloam Kebon Jeruk) sebagai narasumber.
Dalam kesempatan tersebut, Tjhin menjelaskan bahwa ada beberapa perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan, baik dari segi fisik psikologis, maupun sosial. Dari segi psikologis, misalnya, anak laki-laki cenderung eksternalisasi (seperti melakukan kegiatan yang menggunakan fisik), sedangkan anak perempuan lebih cenderung internalisasi (lebih suka berdiam di rumah). Oleh karena itu, pola asuh, seperti stimulus dan pendekatan, yang diterapkan orang tua kepada anak laki-laki dan perempuan harus berbeda.
Baca Juga: Peran Anak dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah
Tjhin menambahkan, orang tua bisa menstimulus anak laki-laki dengan melakukan kegiatan-kegiatan eksternal seperti bermain bola dan lebih banyak mengeksplor dunia luar. Sementara bagi anak perempuan, memaksa mereka untuk keluar rumah akan membuat anak merasa ketakutan dan tidak nyaman berada di rumah, karena mereka cenderung lebih suka beraktivitas di dalam rumah.
Terkadang, ujar Tjhin, pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya seringkali membuat seorang anak tidak nyaman. Masih ada saja orang tua yang menghadapi anak perempuannya seperti anak laki-laki, atau sebaliknya, sehingga membuat anak merasa memiliki gender yang berbeda dari yang mereka miliki.
Bahkan, Tjhin mengatakan, di luar negeri ada orang tua yang menerapkan gender neutral pada anaknya. Menurutnya, jika sejak kecil anak sudah dididik menjadi gender neutral, khawatirnya ketika dewasa ia akan bingung dengan gendernya sendiri. (fathia)