Berita

Ikhtiar Menyelamatkan Semesta, Muhammadiyah Selenggarakan Global Forum for Climate Movement

Global Forum for Climate Movement

Yogyakarta, Suara ‘AisyiyahSebagai bentuk ikhtiar menyelamatkan semesta, PP Muhammadiyah menyelenggarakan Global Forum for Climate Movement. Mengusung tema “Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation”, forum ini berlangsung di Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Jumat-Sabtu (17-18/11).

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa bagi Muhammadiyah, forum ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dan komitmen persyarikatan untuk menyelamatkan alam. “It is our responsibility as human being and also as muslim to be caliph of God,” kata dia.

Perhatian Muhammadiyah pada isu lingkungan, khususnya perubahan iklim, menguat sejak Muktamar ke-47 di Makassar. Hal itu tidak lepas dari besar dan luasnya dampak perubahan iklim bagi masa depan kehidupan manusia dan alam semesta. Dalam pandangan Muhammmadiyah, kata Mu’ti, perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga isu kebudayaan.

Selain itu, Mu’ti mengajak umat manusia, khususnya umat beragama, untuk melihat dan menempatkan isu perubahan iklim bukan hanya dari perspektif keilmuan, tetapi juga sebagai seorang hamba Tuhan yang punya tanggung jawab menyelamatkan alam.

Baca Juga: Peringati Milad Ke-111, Muhammadiyah Akan Luncurkan GIP 111 dan MCC

Kepada peserta forum dari lintas negara, Mu’ti menyampaikan bahwa sudah banyak inisiatif perubahan yang sudah dilakukan oleh warga Muhammadiyah. Salah satunya adalah memproduksi barang dari daur ulang plastik, menginisiasi gerakan sedekah sampah, dan sebagainya.

Meskipun begitu, ia menyadari bahwa ikhtiar yang dilakukan Muhammadiyah itu belum cukup. Harus banyak inovasi baru. Oleh karena itu, forum ini menjadi momen yang tepat untuk saling menjalin kerja sama dan belajar dengan pihak lain.

Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yang hadir secara daring menyampaikan apresiasi kepada Muhammadiyah karena telah menyelenggarakan forum ini. Ia mengatakan, pemerintah tidak bisa melakukan kerja penanganan krisis iklim sendiri, tetapi harus bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama Muhammadiyah.

Muhammadiyah, kata Retno, punya komitmen di bidang lingkungan; tidak hanya dalam bentuk wacana, tetapi juga aksi nyata. Apa yang dilakukan Muhammadiyah merupakan perpaduan antara kesadaran teologis dan ekologis. Senada dengan apa yang disampaikan Mu’ti, menurut Retno, komitmen menyelamatkan alam merupakan bagian dari komitmen global untuk menanggulangi krisis.

Pungkasan, Retno mengapresiasi peluncuran Muhammadiyah Climate Center (MCC). Ia juga berharap kerja sama yang terjalin antara Pemerintah dan Muhammadiyah bisa terus dibangun dan diperkuat. (sb)

Related posts
Berita

Abdul Mu’ti Ajak Warga Muhammadiyah Sikapi Pemilu 2024 dengan Arif dan Bijaksana

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – PP Muhammadiyah mengawali Pengajian Umum tahun 2024 dengan mengusung tema “Muhammadiyah dan Pemilu 2024”. Pengajian yang berlangsung secara…
Sosial Budaya

Adaptasi Teknologi Muhammadiyah: Catatan dari Gen Z

Oleh: Avra Abida El Ravi Lahir dan besar di keluarga Muhammadiyah tidak lantas membuat seseorang merasa dirinya adalah kader Muhammadiyah. Ini dialami…
Berita

Sambut Indonesia Emas 2045, MPKSDI PP Muhammadiyah Akan Siapkan Kader Terbaik

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Tantangan yang dihadapi Muhammadiyah dahulu, saat ini, dan masa depan tentu berbeda dan berubah. Pernyataan tersebut disampaikan oleh…

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *