Finansial

Strategi Mengelola Dompet Keuangan Keluarga

Ekonomi Keluarga

Oleh: Khusnul Hidayah*

Pengelolaan keuangan keluarga menjadi salah satu masalah tersendiri yang dihadapi oleh mereka yang sudah berkeluarga. Lebih-lebih bagi para istri atau ibu yang biasanya berperan sebagai pemegang dompet keluarga.

Hasil riset di Jabodetabek yang dilakukan oleh sebuah platform digital menunjukkan setidaknya 7 dari 10 ibu mengaku kesulitan dalam mengelola keuangan keluarga, terlebih pada masa pandemi kemarin. Sementara itu, hanya 3 dari 10 ibu dari ratusan responden penelitian yang mengalokasikan dana untuk anggaran darurat dan hanya 8 persen ibu yang menganggap investasi sebagai prioritas dalam pengelolaan keuangan keluarga.

Pengelolaan keuangan keluarga bisa dimulai dengan mengomunikasikan visi dan hal keuangan bersama pasangan. Komunikasi ini penting karena pengelolaan keuangan membutuhkan kerja sama dan kejujuran kedua belah pihak. Obrolkan tentang siapa yang akan bertanggung jawab mengelola keuangan untuk belanja sehari-hari, berapa kontribusi tiap pihak ketika suami dan istri sama-sama bekerja atau aturan batasan-batasan yang disepakati dalam keuangan, misalnya terkait utang, belanja untuk hobi pribadi, dan memberikan andil keuangan untuk keluarga besar.

Tentukan tujuan keuangan bersama. Tujuan keuangan ini adalah mimpi keuangan dalam keluarga yang lebih jelas, detail, dan terukur terkait apa yang menjadi prioritas keuangan. Setiap keluarga tentu mempunyai prioritas yang berbeda, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya, tahun depan ada rencana membeli rumah dengan cicilan 3 juta per bulan, sementara itu anak sulung juga akan masuk sekolah dan memerlukan tambahan kendaraan untuk antarjemput sekolah. Dalam kondisi seperti itu, keluarga harus merancang strategi dengan baik untuk dapat mencapai tujuan keuangan.

Perlu diperhatikan, ketika tujuan keuangan banyak dan harus diwujudkan dalam waktu bersamaan semacam itu, setiap pasangan perlu memahami apa yang harus menjadi prioritas dan bagaimana strategi alokasi pengeluaran bulanan untuk memenuhi tujuan tersebut.

Tentukan bujet dan cara alokasinya. Setelah bersepakat terhadap tujuan keuangan, maka keluarga perlu untuk membuat anggaran dengan cara yang mudah. Ada beberapa metode penganggaran keluarga yang bisa dipakai.

ZAP Finance yang merupakan salah satu lembaga konsultasi keuangan menyarankan penggunaan “metode komitmen”. Ini adalah cara yang mudah untuk dipraktikkan. Misalnya, pasangan berkomitmen untuk membagi penghasilan dengan cara 75% untuk biaya hidup (living) dan 25% untuk alokasi tabungan atau dana darurat (saving). Alokasi persentase merupakan kesepakatan bersama pasangan, dengan rumus umum bahwa utang tidak boleh lebih dari 30 persen dari pendapatan.

Baca Juga: Zakat Produktif dan Pemberdayaan Ekonomi Umat

Setelah anggaran dibuat, maka yang paling penting adalah komitmen dan menerapkan disiplin anggaran untuk melaksanakannya. Guna membantu dalam melaksanakan disiplin keuangan, bisa dilakukan pencatatan keuangan baik untuk pendapatan atau pengeluaran. Saat ini sudah banyak aplikasi mobile phone yang membantu pencatatan keuangan sehingga hal itu lebih mudah dilakukan. Misalnya adalah aplikasi Keuangan Keluargaku, Tabungan Ibu, dan Catatan Keuangan Keluarga yang bisa diunduh secara gratis maupun berbayar.

Langkah selanjutnya lakukan tinjauan kembali keuangan. Adakalanya di tengah jalan penghasilan keluarga tidak seideal seperti yang direncanakan. Misalnya, tiba-tiba istri atau suami di-PHK dari tempat kerja atau bisnis yang dijalankan mengalami penurunan. Dalam kondisi seperti itu tinjauan ulang anggaran keluarga harus dilakukan.

Saran yang paling mudah dilakukan adalah dengan mengurangi pengeluaran atau mencari alternatif pemenuhan kebutuhan secara lebih hemat daripada sebelumnya. Misalnya, kita semula berangkat kerja dengan naik kendaraan pribadi, bisa beralih menggunakan transportasi umum.

Setelah pengelolaan keuangan keluarga berjalan baik, mulailah menambah alokasi dana darurat. Idealnya besaran dana darurat adalah 12 kali kebutuhan utama bulanan, atau minimal 6 kali dana bulanan. Dana darurat ini digunakan untuk melindungi keadaan yang terdesak, seperti sakit, PHK, atau kecelakaan. Pos dana darurat bisa diwujudkan dalam bentuk tabungan yang ditempatkan dalam rekening terpisah sehingga tidak mudah terpakai atau kita bisa memilih asuransi sesuai dengan peruntukan.

Selain dana darurat, ketika cash flow pemasukan semakin positif, pos lain yang perlu diperbesar adalah dengan menambah tabungan atau berinvestasi. Investasi diperlukan misalnya untuk persiapan hari tua atau tujuan tertentu. Investasi bisa dilakukan dalam bentuk membeli logam mulia, aset produktif, atau menanam modal dalam kerja sama bisnis.

Hal yang perlu diingat ketika berinvestasi adalah semakin tinggi keuntungan yang akan diperoleh, maka semakin besar risiko atau dikenal sebagai high return, high risk. Bila ingin berinvestasi dengan aman, maka deposito, membeli logam mulia atau aset tetap (tanah, bangunan) menjadi pilihan. Namun, konsekuensinya ialah pertumbuhan keuntungan tidak sebesar dan secepat ketika memilih berinvestasi saham atau kerja sama bisnis.

Mengatur keuangan keluarga merupakan proses pembelajaran bersama yang membutuhkan disiplin, komitmen, sekaligus kecerdikan dan keterbukaan bagi setiap pasangan. Tidak jarang konflik dalam keluarga muncul karena permasalahan ekonomi.

Pengelolaan dompet keuangan keluarga tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga penting untuk mencapai keamanan finansial dan yang paling utama membangun keharmonisan hubungan di antara pasangan sehingga tercapai keluarga sakinah.

*Dosen Prodi Akuntansi FEB Universitas Ahmad Dahlan

Related posts
Berita

SWA MEK PDA Rembang Adakan Pelatihan Seni Decoupage

Rembang, Suara ‘Aisyiyah – Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah mengadakan Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA) secara daring…
Berita

MEK PDA Cilacap Adakan Pelatihan Produksi dan Marketing Mix Mocaf

Cilacap, Suara ‘Aisyiyah – Majelis Ekonomi dan Ketenegakerjaan (MEK) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Cilacap mengadakan Pelatihan Produksi dan Marketing Mocaf pada Sabtu…
FinansialGaya Hidup

Begini Cara Mengenalkan Literasi Finansial pada Anak

Literasi finansial merupakan “pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks…

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *